PEMBUKTIAN EKSISTENSI TUHAN (4)

 

Bagian 13

Pada pelajaran yang lalu kita telah menjelaskan argumentasi Insan dan wujud tentang keberadaan Allah SWT Ada satu ayat Al-Quran yang memiliki satu muatan argumentasi  imkan dan wujud ….يا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَراءُ إِلَى اللَّهِ وَ اللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَميد ….Kata Allah wahai manusia kalian adalah Dzat-Dzat yang fakir kepada Allah dan Allah adalah Dzat yang maha kaya dan maha terpuji. Manusia ada adalah Dzat-Dzat yang fakir artinya Manusia adalah mumkin al-wujud, Allah maha rahim artinya Allah wajib al-wujud, makanya ketika kita menggunakan akal kita dengan baik maka kita akan mendapatkan bahwa Allah adalah Dzat yang ada, Dzat yang selalu memberikan rezeki kepada kita, Dzat yang selalu memberikan kehidupan kepada kita, tanpa diri-Nya maka mustahil diri kita akan ada, tanpa diri-Nya mustahil kita akan hidup, ini adalah argumentasi terkait dengan keberadaan Allah SWT.

 

Ada argumentasi lain yang dipakai oleh ulama-ulama teologi Untuk membuktikan keberadaan Allah SWT,  argumentasi ini diberi nama “Burhanul  huduts”, untuk memahami burhanul huduts  kita akan membahas tentang arti apa mananya Burhan huduts? huduts itu kalau kita terjemahkan artinya baru, jadi kita ingin membuktikan keberadaan Allah SWT dari sesuatu yang baru terwujud, dan itu adalah alam semesta makanya mereka sebelum memaparkan format dari pada burhanul hudust mereka menjelaskan tentang hudust itu sendiri, tentang pembagian hudust. Baru (hudust ) itu dibagi menjadi dua ada yang ada baru yang berkaitan dengan zaman, ada baru yang berkaitan dengan zat sesuatu.

 

1-Baru yang berkaitan dengan zaman maksudnya adalah sesuatu itu terwujud di zaman tertentu, dan di zaman sebelumnya sesuatu ini tidak ada, contohnya kita, kita ini terlahir pada tahun1988 ,pada tahun sebelumnya kita tidak ada, Makanya ulama-ulama teolog mengatakan bahwa kita adalah sesuatu yang baru ,Kenapa sesuatu yang baru?  karena kita  satu tahun sebelumnya kita tidak adaa  artinya hudust Zamani, sesuatu yang baru yang berkaitan dengan zaman. kemudian ada sesuatu yang baru dengan zat itu sendiri namanya   hudust zati.Untuk bisa memahami bagian kedua tentang Kudust kita akan melihat kepada diri kita sendiri, bukankah kita meyakini bahwa diri kita adalah makhluk! bukankah kita meyakini bahwa diri kita adalah Fakir! Artinya sebelum kita diadakan oleh Allah SWT kita adalah fakir, kita adalah zat yang tidak memiliki apa-apa, setelah Allah memberikan wujud kepada kita barulah kita zat yang memiliki wujud zat yang ada.

 

2- Hudust Dzati Artinya wujud kita itu didahului dengan ketiadaan, karena kita adalah dzat yang membutuhkan dzat yang lain untuk mengadakan kita. Kita  Sederhanakan masalah ini dengan satu contoh seperti seorang pengemis misalnya, pengemis ini tidak memiliki uang ketika ada seseorang yang memberi uang dia menjadi orang yang memiliki uang, pembaca bisa memperhatikan kondisi dia yang jadi kaya meskipun hanya memiliki uang Rp5.000, tapi bisa lah kita katakan  orang yang kaya dinisbatkan kepada orang yang tidak memiliki uang sama sekali, kondisi dia sebagai orang yang kaya didahului dengan kondisi dia yang tidak memiliki apa-apa ini namanya Huduts Dzati. Jadi diri ini secara Dzat tidak memiliki apa-apa,kemudian setelah wujud lain memberikan wujud kepada dirinya maka dia memiliki wujud. Nah setelah kita mau mengetahui tentang istilah Hudus Zamani, Huduts Dzati kita akan mengalir pada format burhanul huduts,  argumentasi huduts .

 

Kebijakan pertama kita meyakini bahwa alam semesta ini awalnya tidak sempurna kemudian terjadi kesempurnaan seperti Kitalah, kita itu awalnya bayi menjadi dewasa artinya ada proses untuk menuju satu kesempurnaan, dengan kita melihat fenomena di alam semesta ini maka sudah cukup bagi kita untuk mengetahui bahwa alam semesta ini adalah sesuatu yang baru, kenapa? Karena kalau tidak baru maka tidak ada proses untuk menuju kepada suatu kesempurnaan, karena yang namanya proses itu diawali dari titik nol sampai kepada titik akhir ini namanya proses kesempurnaan.Saat ini kita bisa kita dapatkan di alam semesta ini, dimana manusia di mulai dari pembentukan janin sampai akhir, dan sebelum pembentukan janin ada sperma dan segala hal yang berhubungan dengan pembentukan jasad manusia, artinya proses kesempurnaan itu bisa dipahami ketika sesuatu itu adalah sesuatu yang baru dia bertolak dari pada titik dan berakhir di titik yang lain, ini adalah bukti bahwa alam semesta adalah sesuatu yang baru.Kemudian ketika alam semesta ini sesuatu yang baru maka kita akan berpindah kepada prediksi ke dua yaitu sesuatu yang baru itu membutuhkan suatu Dzat yang lain untuk menciptakannya untuk mewujudkannya karena sesuatu yang baru itu berarti sebelumnya dia tidak ada, dia fakir,dia tidak memiliki apa-apa,untuk memiliki apa-apa dia  membutuhkan pihak lain. Dengan kita memperhatikan premis utama dan premis kedua sampailah pada suatu kesimpulan, sampailah pada suatu konsep konsumsi bahwa alam semesta ini adalah diciptakan oleh Dzat yang maha mampu yang maha kaya.

 

 Ringkasan Materi Ke-13

Judul : Pembuktian Eksistensi Tuhan (4)

 

  1. Pada sesi sebelumnya, telah dijelaskan mengenai argumen Imkan dan Wujub.

 

  1. Berkenaan dengan hal ini, Allah ta’ala dalam firman-Nya mengatakan:

يا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَراءُ إِلَى اللَّهِ وَ اللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَميد

“Hai manusia, kamulah yang faqir kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (al-Faathir:15)

 

  1. Manusia adalah dzat yang faqir memiliki makna bahwa ia adalah Mumkin al-wujud, tidak memiliki wujud kecuali setelah diberikannya wujud tersebut. Sedangkan Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya, yang berarti Dia adalah Wajib al-wujud, yang memberikan wujud kepada selain-Nya.

 

  1. Argumen berikutnya, yang biasa dipakai oleh para teologi / mutaqallimin sebagai pembuktian eksistensi tuhan dikenal dengan Argumen (Burhan) Huduts.

 

  1. Apakah yang dimaksud dengan Huduts? Huduts memiliki makna ‘baru’, dan maksud dari argumen ini adalah pembuktian eksistensi/wujud tuhan melalui sesuatu yang baru terwujud, yakni alam semesta ini.

 

  1. Dalam penjelasannya mengenai argumen ini, para teolog/mutaqallim menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep huduts itu sendiri.

 

  1. Huduts yang memiliki makna ‘baru’, memiliki dua jenis: Yang berkaitan dengan zaman/waktu, dan yang berkaitan dengan Dzat sesuatu.

 

  1. Huduts yang berkaitan dengan zaman (huduts zamani), memiliki makan sesuatu muncul dan berwujud di zaman tertentu, dan di zaman/waktu sebelumnya, ia tidak ada.

Contoh: Jika kita terlahir di tahun 1988. Di tahun 1987, kita tidak ada

.

  1. Huduts yang berkaitan dengan Dzat itu sendiri (huduts Dzati). Agar kita bisa memahmi huduts jenis ini, mari kita lihat kepada diri kita sendiri.

Kita meyakini bahwa diri kita adalah makhluk dan faqir. Artinya sebelum kita diadakan oleh Allah kita tidak memiliki apa-apa. Setelah Allah memberikan wujud kepada kita, maka barulah kita memiliki eksistensi dan hadir di dunia ini. Wujud kita didahului oleh ketiadaan kita.Contoh: Seorang pengemis tidak memiliki uang, lalu seseorang lain memberikan ia uang kepadanya. Pengemis itu yang tadinya tidak memiliki uang sama sekali, akhirnya memiliki uang. Kepemilikian uang pengemis dapatkan setelah pemberian uang oleh orang lain

.

  1. Argumen huduts ini memiliki beberapa premis. Premis yang pertama : Kita meyakini bahwa alam semesta ini tidak sempurna, kemudan menjadi sempurna. Artinya di alam semesta ini terdapat proses dan tahapan dalam kesempurnaan. Begitu juga dengan pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa. Dari sini dapat dipahami bahwa alam semesta adalah sesuatu yang ‘baru’ (bersifat huduts), karena terdapat proses di dalamnya.

 

  1. Premis yang kedua, sesuatu yang baru (huduts) membutuhkan Dzat yang lain untuk menciptakannya, karena ia faqir dan tidak memiliki apa-apa.

 

  1. Konklusinya adalah alam semesta ini diciptakan oleh Dzat yang Maha Pencipta

 

Topik Selanjutnya: Definisi dan Klasifikasi Tauhid Dzat.

 

Soal dan jawaban

1- Mengapa manusia di katakana sebagai dzat yang faqir? Manusia adalah dzat yang faqir memiliki makna bahwa ia adalah Mumkin al-wujud, tidak memiliki wujud kecuali setelah diberikannya wujud tersebut. Sedangkan Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya, yang berarti Dia adalah Wajib al-wujud, yang memberikan wujud kepada selain-Nya.

 

2- Apa yang di maksud dengan hudust zamani?  Huduts yang berkaitan dengan zaman (huduts zamani), memiliki makan sesuatu muncul dan berwujud di zaman tertentu, dan di zaman/waktu sebelumnya, ia tidak ada.

Contoh: Jika kita terlahir di tahun 1988. Di tahun 1987, kita tidak ada

 

3-  Apa yang di maksud hudust Dzati? Huduts yang berkaitan dengan Dzat itu sendiri

 

4-   jelaskan premis pertama dalam argument hudust!   Premis yang pertama : Kita meyakini bahwa alam semesta  ini tidak sempurna, kemudan menjadi sempurna. Artinya di alam semesta ini terdapat proses dan tahapan dalam kesempurnaan. Begitu juga dengan pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa. Dari sini dapat dipahami bahwa alam semesta adalah sesuatu yang ‘baru’ (bersifat huduts), karena terdapat proses di dalamnya.

 

Januari 10, 2023

0 responses on "PEMBUKTIAN EKSISTENSI TUHAN (4)"

Leave a Message

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tentang Kami

Savior Academy hadir untuk menyediakan kajian ilmu-ilmu keislaman melalui sistem kajian Online yang ditujukan untuk semua kalangan masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan dan dengan tingkat kesibukan yang beragam.

Savior Academy

Kontak Kami

  • Mengirimkan email melalui : info@SaviorAcademy.org
  • Melalui Media Sosial berikut:
  • Whatsapp  : +62 813 8224 1343
  • Facebook : @savioracademy.id
  • Twitter : @savior_id
  • Instagram : @savioracademy.id
top
2018 © SaviorAcademy. All right reserved