PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI TAUHID DZAT (5)

 

Bagian  18

Pada kesempatan yang lalu kita telah menyempurnakan pembahasan tentang Tauhid Dzati Wahidi yang berarti bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan tidak memiliki sekutu.Kita telah memaparkan argumentasi Rasional dan argumentasi Tekstual, artinya antara argumentasi rasional dan argumentasi tekstual memilih keselarasan.Seperti yang telah kita Jelaskan pada pelajaran yang lalu bahwa tauhid itu dibagi beberapa bagian ada tauhid Dzati,  Tauhid Sifati yg tauhid Ifalli.Tauhid Dzati juga dibagi atas dua ada tauhid Dzati Wahidi seperti yang telah kita bahas bersama pada pelajaran yang lalu, ada tauhid Dzati Ahadi.

 

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Tauhid  Dzati Ahadi Tauhid Dzati Ahadi  artinya adalah bahwa Allah SWT itu tidak memiliki komponen, ketika kita mengatakan tauhid Dzati artinya pengesaan kita kepada Allah SWT dan kita tujukan kepada Dzat-Nya, dan salah satu dimensi Dzat adalah komponen,Makanya dalam tauhid Dzati Ahadi kita menafikan dari komponen Dzat yg Allah SWT, jadi maksud dari tauhid Dzat ahadi  adalah bahwa Allah SWT Itu tidak memiliki komponen-komponen dan Allah itu adalah simple.

 

Kalau kita membahas tentang komponen, maka kita bisa membagi komponen menjadi beberapa bagian atau ada banyak jenis komponen yang dipahami oleh kita, terkadang komponen itu bersifat Rasional, maksudnya adalah komponen ini hanya ada pada akal kita saja, seperti ketika kita mendefinisikan sesuatu tentang manusia saja supaya pembahasan kita lebih mudah, kita mendefinisikan manusia sebagai hewan yang berakal, kita bisa memperhatikan bahwa dalam pendefinisian manusia kita membawa dua kata hewan dan berakal. Hewan ini jangan salah diartikan, hewan ini memiliki makna bahwa manusia itu Dzat yang memiliki perasaan, Dzat yang bergerak, dan memiliki keinginan, kata hewan dan natiq ( yang berakal) adalah dua kata yang menjadi komponen bagi diri manusia secara akal secara konsektual. Kalau seandainya dua Konsep ini hewan dan yang berakal tidak ada maka yang namanya manusia pun tidak akan ada,kita tidak bisa mendefinisikan manusia, jadi manusia secara konseptual membutuhkan berbagai bagian, apakah hal ini bisa kita nisbahkan kepada Allah atau tidak? kita katakan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Sempurna, ketika Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna maka Allah itu sempurna di semua Sisi, Allah itu tidak bisa kita definisikan, ketika Allah tidak bisa didefinisikan maka Allah tidak memiliki bagian-bagian konseptual. yang namanya mendefinisikan itu bersifat akal yang memahami bahwa manusia itu tersusun atas dua bagian hewan dan natiq hal tidak bisa dinisbatkan kepada Allah SWT karena akan melanjutkan bahwa Allah membutuhkan ,Karena yang namanya konsepsi itu akan berujung kepada realitas, akan berujung pada wujud luar karena yang namanya konsepsi itu adalah wujud luar, kalau seandainya Allah SWT itu bisa didefinisikan menjadi bagian maka Allah di luarnya pun memiliki bagian, dan ini kita nafikan dan kita jelaskan nanti bagaimana Allah SWT tidak memiliki bagian sama sekali ini adalah pertama Kemudian ada bagian atau susunan yang bersifat Realitas, Realitas adalah wujud luar seperti ada pulpen tersusun dari beberapa bagian, meja tersusun dari beberapa bagian, ini namanya susunan yang berwujud luar realitas, Allah pun tidak memiliki susunan seperti ini karena ketika Allah SWT memiliki susunan seperti ini maka Allah membutuhkan bagian.

 

Kita telah menjelaskan bagaimana Allah SWT terbebas dari pada segala susunan, ketika Allah wajib al-wujud, Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna maka konsekuensi dari keyakinan ini adalah bahwa Allah SWT terbebas dari segala kekurangan, dan kalau seandainya susunan itu melazimkan maka susunan ini harus di nafikan dari Allah SWT. Jadi ringkasnya Allah SWT adalah Dzat yang tidak memiliki bagian-bagian, kenapa? Karena ketika Allah SWT memiliki bagian-bagian maka Allah akan membutuhkan kepada bagian tersebut, dan ketika Allah SWT membutuhkan kepada bagian tersebut maka Allah yang menyandang status sebagai Tuhan dengan dia butuh kepada sebagian-Nya maka ke Esaan-Nya hilang dari dirinya, maka ini adalah satu yang mustahil,  Karena yang namanya setatus Tuhan itu bukan buatan kita.Mungkin kalau kita mengangkat satu presiden boleh jadi 5 tahun kedepan orang ini tidak akan menjadi presiden karena status ini kita yang memberikan,tapi setatus Tuhan adalah status yang nyata dan realitas, status ini tidak ada hubungannya dengan pengangkatan kita  ini adalah menunjukkan kesempurnaan Dzat, ketika Allah adalah menyandang sebagai   setatus Dzat Yang Maha Sempurna  maka Iya tidak akan mendapatkan atau memiliki kekurangan sedikitpun Iya mustahil akan mengalami kekurangan, kerusakan dalam kehidupan diri-Nya ini adalah argumentasi tentang bahwa Allah SWT tidak memiliki komponen.

 

Berbicara tentang pembahasan tauhid zhati Ahadi  Maka bolehlah kita membacakan satu teks Yang menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Esa, Allah adalah Dzat yang tidak memiliki komponen sama sekali. di  di surah Al Ikhlas Allah SWT berfirman:            قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد maksud dari Allahu ahad adalah Allah tidak memiliki komponen.

 

 Ringkasan Materi Ke-18

 

Judul : Definisi dan Klalsifikasi Tauhid dalam DDzat (5)

 

  1. Pada sesi-sesi sebelumnya dijelaskan argumentasi aqli dan naqli mengenai Tauhid Dzati Wahidi.

 

  1. Jika Tauhid Dzati Wahidi memiliki makna bahwa Allah adalah satu, tidak berbilang, bukan dua, tiga, dan tidak memiliki sekutu, Tauhid Dzati Ahadi memiliki makna bahwa Allah tidak memiliki komponen dan rangkapan. Allah tunggal, tidak berangkap, tidak tersusun dari bagian-bagian, simpel dan sederhana.

 

  1. Berkaitan dengan rangkapan, terdapat beberapa jenis mengenainya:

 

  1. Yang pertama: Komponen yang bersifat rasional/abstrak; hanya terdapat dalam akal manusia. Contoh: Definis manusia dalam ilmu mantiq/logika adalah Hewan yang berfikir (natiq). Hewan dan Natiq adalah rangkapan/komponen yang menyusun konsepsi manusia. Jika tidak ada salah satu kedua komponen diatas (baik ke-hewan-annya maupun ke-natiq-annya), ia tidak bisa disebut manusia.

 

  1. Lalu, apakah hal ini (rangkapan yang bersifat rasional) juga dapat diterapkan kepada Allah ta’ala?

 

  1. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Allah tidak bisa didefiniskan yang berarti tidak memiliki komponen/rangkapan rasional diatas.

 

  1. Yang kedua: Komponen yang bersifat realita/konkrit. Seperti: misalnya, tubuh kita yang tersusun dari mata, telinga tangan, dsj. Dalam hal ini, jelas bahwa Allah tidak memiliki rangkapan jenis ini. Karena, ketika Allah memiki susunan ini, maka Allah membutuhkan rangkapan tersebut untuk membentuk Dzat-Nya, dan ini adalah aib bagi Allah.

 

  1. Kesimpulannya: Allah tidak tersusun dari rangkapan (baik abstrak maupun konkrit), karena jika demikian, maka Allah membutuhkan bagian/rangkapan/komponen tersebut.

 

  1. Allah dalam firman-Nya mengatakan:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد

 

“Katakanlah, ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa'” (al-Ikhlas:1)

 

  1. Ahad dalam ayat ini menunjukkan ketunggalan dan ketiadaan rangkapa bagi Allah ta’ala.

 

  1. Bersambung.

 

 Soal dan jawaban

 

  1. Apa arti tauhid Dzati Ahadi? Tauhid ADzati Ahadi memiliki makna bahwa Allah tidak memiliki komponen dan rangkapan. Allah tunggal, tidak berangkap, tidak tersusun dari bagian-bagian, simpel dan sederhana.

 

  1. Apa arti tauhid Dzati Wahidi? Tauhid Dzati Wahidi memiliki makna bahwa Allah adalah satu, tidak berbilang, bukan dua, tiga, dan tidak memiliki sekutu.

 

  1. Apakah anggota tubuh manusia komponen yang bersipat realita? Tubuh manusia memiliki Komponen yang bersifat realita/konkrit. Seperti: misalnya, tubuh kita yang tersusun dari mata, telinga tangan, dst

 

4.Apakah Allah SWT tersusun dari rangkapan? Allah tidak tersusun dari rangkapan (baik abstrak maupun konkrit), karena jika demikian, maka Allah membutuhkan bagian/rangkapan/komponen tersebut.

 

Januari 10, 2023

0 responses on "PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI TAUHID DZAT (5)"

Leave a Message

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tentang Kami

Savior Academy hadir untuk menyediakan kajian ilmu-ilmu keislaman melalui sistem kajian Online yang ditujukan untuk semua kalangan masyarakat dengan berbagai latar belakang pendidikan dan dengan tingkat kesibukan yang beragam.

Savior Academy

Kontak Kami

  • Mengirimkan email melalui : info@SaviorAcademy.org
  • Melalui Media Sosial berikut:
  • Whatsapp  : +62 813 8224 1343
  • Facebook : @savioracademy.id
  • Twitter : @savior_id
  • Instagram : @savioracademy.id
top
2018 © SaviorAcademy. All right reserved